Kamus Saku Jawa-Indonesia

  • ISBN : 978-602-475-475-4
  • Penulis : Eko Gunawan, M.Pd.
  • Kategori : Bahasa
  • Ukuran : A6
  • Halaman : xiv, 157 Halaman
  • Penerbit : Deepublish
  • Sinopsis :
Buku ini terdiri dari beberapa bab. bab pertama berisi pendahuluan, bab dua membahas tentang ngoko/netral-krama-krama inggil-krama andhap, bab tiga membahas tentang krama-madya, dan yang terakhir bab empat membahas tentang krama tidak baku-baku.

Bagian ini mengulas sejumlah kaidah berkenaan dengan ragam kata dalam bahasa Jawa, bentuk unggah ungguh bahasa Jawa, dan perubahan bentuk ragam bahasa Jawa. Sebagian besar kaidah tersebut diringkas dari Sasangka (2010). Kekayaan kata yang dimiliki suatu bahasa diwujudkan dalam leksikon. Dilihat dari segi bentuk, leksikon bahasa Jawa dapat dibedakan menjadi enam, yaitu leksikon netral, ngoko, madya, krama, krama inggil, krama andhap.

Yang dimaksud dengan ragam ngoko adalah bentuk unggah ungguh bahasa Jawa yang berintikan leksikon ngoko, atau yang menjadi inti di dalam ragam ngoko adalah leksikon ngoko, bukan leksikon yang lain. Afiks yang dimuncul dalam ragam ini semuanya berbentuk ngoko, misalnya di-, -e, dan ake. Ragam ngoko dapat digunakan oleh mereka yang sudah akrab dan oleh mereka yang merasa dirinya lebih tinggi status sosialnya daripada lawan bicara (mitra wicara). Ragam ngoko mempunyai dua bentuk varian, yaitu ngoko lugu dan ngoko alus.

Yang dimaksud dengan ragam krama adalah bentuk unggah-ungguh bahasa Jawa yang berintikan leksikon krama, atau yang menjadi unsur ini di dalam ragam krama adalah leksikon krama, bukan leksikon yang lain. Afiks yang muncul dalam ragam ini pun semuanya berbentuk krama (misal dipun-, -ipun, dan aken). Ragam krama digunakan oleh mereka yang belum akrab dan oleh mereka yang merasa dirinya lebih rendah status sosialnya daripada lawan bicara. Ragam krama mempunyai dua bentuk varian, yaitu krama lugu dan krama alus. 1). Semua leksikon ngoko diubah menjadi leksikon krama. 2). Afiks ngoko di-, -ake, dan e diubah menjadi afiks krama dipun-, -aken, dan ipun, sedangkan afiks yang lain tetap. 3). Klitik dak- dan ku berubah menjadi kula, sedangkan klitik kok- dan mu berubah menjadi panjenengan. 4). Leksikon netral tidak berubah.

Pemesanan Buku Melalui Toko Resmi Kami di :



0 komentar: